Archive for 2019


Source: is it FUTURE

   Dalam pembahasan kali ini, saya akan mencoba menjelaskan mengenai SQL Tuning atau sering dikenal sebagai Optimasi Query. Adapun beberapa batasan yang akan jelaskan meliputi:

    1. Pengertian dari Optimasi Query;
    2. Pengenalan konsep SQL Tuning;
    3. Bagaimana cara melakukan SQL Tuning
    3. Pentingnya melakukan Optimasi Query dalam manajemen data;
    4. Kesimpulan.

  Tentunya materi yang saya sajikan sudah diringkas sehingga anda tidak yang ingin mengetahui tentang materi ini secara general dapat terbantu ataupun menjadi bahan referensi bacaan anda (bukan bahan sitasi jurnal ataupun penelitian anda ya).

   Baiklah kita akan memulai dari awal.

1. Apa itu Optimasi Query?

   Jika kita pecah kata ini maka kita akan mendapatkan dua jenis kata baru yaitu Optimasi dan Query. Apakah pembaca mengetahui arti dari kedua kata ini secara independen?

   Menurut salah satu repository milik Universitas Dian Nuswantoro yang membahas materi mengenai Optimisasi Query, query adalah sebuah ekspresi bahasa yang menggambarkan data yang akan didapatkan kembali dari sebuah database.

   Menurut TechnopediaQuery adalah suatu permintaan data atau informasi dari tabel database atau kombinasi dari tabel database menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL).

   Lalu bagaimana dengan arti Optimasi?

   Sugioko (2013 : 113) mengatakan bahwa Optimasi adalah suatu disiplin ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun pencarian nilai lainnya dalam berbagai kasus.
   
Lalu kesimpulan yang kita dapatkan adalah?
   
Optimasi Query adalah sebuah metode yang membahas mengenai cara suatu query dapat memberikan permintaan dan menerima feedback dari permintaan tersebut dengan rentan waktu atau alokasi sumber daya yang efisien (optimum).

2. Konsep SQL Tuning

   Saya ingin memberitahukan bahwa sebenarnya SQL Tuning merupakan nama lain atau alias dari Optimasi Query. Namun, bukan berarti kedua hal ini merupakan hal yang sama persis. Untuk lebih jelasnya mengenai konsep SQL Tuning dan memahami mengapa pembaca perlu mengetahui fungsi dari Optimasi Query ini, mari kaji bersama-sama.

   Apakah pembaca pernah membuat sebuah aplikasi menggunakan database? Jika saya asumsikan bahwa anda minimal mengerti mengenai konsep database ataupun pemograman dasar maka setidaknya anda tahu mengenai runtime dari suatu perintah.

   Misalkan saya berikan suatu kasus di mana anda ingin mengakses sebuah data dari tabel (database) yang anda telah buat sebagai tempat penyimpanan atas front-end aplikasi yang telah dibuat. Coba bayangkan anda mempunyai 9 juta record di dalamnya dan anda hanya ingin mengetahui satu data dari banyak record tersebut.

   Maka anda akan berpikir bahwa tentu proses tersebut akan memakan waktu bukan? Tentu hal ini menjadi suatu masalah dari plan yang telah anda buat.

   Dari masalah tersebut, maka anda akan berpikir bagaimana cari mengurangi waktu pencarian dalam proses pemintaan query dalam database sehingga anda tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mengakses data yang dinginkan. Maka jawabannya adalah anda perlu melakukan optimasi terhadap struktur database yang telah dibuat.

Bagaimana cara melakukan optimasi tersebut?

   Maka di sinilah istilah SQL Tuning dikenal. Menurut dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan Oracle, SQL Tuning adalah suatu percobaan untuk melakukan diagnosa dan memperbaiki SQL Statements yang gagal memenuhi ekspetasi performa standar(standar di sini mempunyai banyak arti ya, tergantung DBMS atau kebijakan pemilik database).
   

3. Bagaimana cara melakukan SQL Tuning?

   Berdasarkan tulisan yang publish oleh Shelby Blitz pada 24 April 2019, ada beberapa cara yang perlu dilakukan untuk melakukan SQL Tuning yaitu:

A) Definisikan Kebutuhan Bisnis (dalam hal ini requirement).
   Sebelum melakukan sesuatu, ada lebih baiknya anda menyipkan segala macam kebutuhan yang memang diperlukan dalam membuat database anda. Tahap ini sangatlah krusial dalam menentukan cara pemakaian dan kebutuhan anda akan data di masa depan.

B) Menggunakan SELECT field ketimbang SELECT *
   Contoh penerapnnya seperti ini:
   
Source: Sisence
C) Hindari penggunaan SELECT DISTINCT
Source: Sisence 

   Dan masih banyak lagi, untuk lebih detilnya anda bisa membuka referensi di atas melalui menekan tautan ini

4. Pentingnya melakukan Optimasi Query dalam manajemen data

   Melalui tiga subbab di atas seharus pembaca sudah dapat memahami pentinya melakukan Optimasi Query dalam manajemen data. Jika saya tarik garis besarnya dapat kita simpulkan seperti ini:
  1. Untuk meringankan kerja query pada database
  2. Menghemat waktu pengaksesan
  3. Mengurangi load software DBMS
  4. Mengurangi Error
dan masih banyak lagi. Maka Optimasi perlu dilakukan untuk mengindari hal-hal yang telah saya sebutkan tadi.

5. Kesimpulan

   Melalui artikel singkat ini, dapat kita nyatakan bahwa penerapan Optimasi perlu dilakukan dan sangat dianjurkan teruntuk para developer khususnya mereka yang bergerak dibidang Back-end untuk memaksimalkan segala resourcec yang ia miliki sehingga keberlangsungan database dapat terjamin

Optimasi Query (SQL Tuning)

Posted by : Raindeca Dzulikrom Haqqu
Thursday, December 19, 2019
0 Comments
Source: Pemrograman Matlab
   Halo pembaca! kembali lagi dengan saya yang akan menulis berbagai hal menarik seputar teknologi di sekitar kita. Pada artikel ini saya akan melanjutkan pembahasan saya di artikel sebelumnya. Topik berikutnya ialah pengolangan citra. Sebenarnya, saya sudah menyinggung hal ini tetapi saya akan berupaya untuk menjelaskan hal ini lebih fun dan detil lagi.

   Baiklah saatnya membaca!

Pengolahan Citra


Source: Miftahussalam

   Apakah pembaca mengetahui maksud dari thumbnail di atas? Kita bisa melihat sebuah kejadian di mana ada sebuah gambar bunga bewarna diubah saturasinya agar berubah menjadi hitam putih. Paham maksudnya?

   Artinya, dalam kasus ini pengguna akan memberikan input berupah citra atau gambar yang diproses sedemikian rupa agar menghasilkan citra atau gambar yang baru. Maka itulah definisi dari Pengolahan citra yaitu membuat sebuah citra diolah agar menjadi citra yang baru.

   Untuk lebih jelasnya, masih ingat alur kerja yang saya perlihatkan di artikel sebelumnya? sudah lupa? lihatlah lagi di bawah ini:

Source: Universitas Gunadarma

   Dari alur di atas maka kita dapat melihat bahwa definisi yang kita temukan selaras dengan penjelasan bagan di atas. Oleh karena itu, kita akhirnya mengerti lebih dalam mengenai arti dari pengolahan citra itu sendiri.

   Pertanyaannya, apakah citra harus berbentuk gambar? Jawabnya, tidak. Citra ialah sebuah hasil manifestasi data deskriptif. Bisa saja data tersebut berbentuk gelombang audio yang di proses dengan grafika komputer untuk menghasilkan sebuah suara. Maka suara tersebut termasuk citra.

   Lalu, pembaca pasti penasaran dengan teknik yang saya sebut rotoscoping. Sebelum menelaah definisinya, lihatlah video youtube berikut ini:


   Bedasarkan definisi dan penjelasan teknik rotoscoping di atas, kita dapat melihat suatu tahapan pengolahan citra untuk membuat suatu karya agar lebih optimal dan menjadikannya karya baru.

   Salah satu penerapan rotoscoping bisa juga diterapkan dalam ilmu animasi. Jika contoh di atas menggunakan input berupa video yang diedit untuk dapat dirotoscoping, mari kita lihat hasil rotoscoping jika menggunakan gambar animasi. Kita mengetahui bahwa gambar animasi berasal dari frame by frame gambar diam. Lalu bagaimana hasilnya? lihat video di bawah ini:



   Animasi yang diperlihatkan menjadi lebih halus dari animasi kebanyakan. Namun, seperti yang dijelaskan oleh video sebelumnya bahwa teknik ini benar - benar sulit digunakan dan membutuhkan banyak sekali waktu untuk menghasilkan sebuah karya yang baik.

Penutup



   Baiklah, itulah dua artikel pembahasan mengenai Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Saya mohon maaf jika dari tulisan ini terdapat miss definisi atau sejenisnya karena penulis juga manusia yang dapat membuat kesalahan.

   Sekian dari saya dan sampai jumpa di artikel berikutnya!

Pengolahan Citra dan Teknik Rotoscoping

Posted by : Raindeca Dzulikrom Haqqu
Saturday, September 28, 2019
0 Comments
Source: Gudang RPL
   Halo pembaca setia! Sudah lama sejak saya berkesempatan untuk menulis berbagai hal menarik seputar teknologi yang ada di dunia ini. Kali ini, saya akan membahas mengenai dua bahasan umum yang tidak jauh dari kehidupan kita. Kedua hal itu ialah Grafika Komputer dan Pengolahan Citra.

   Dalam artikel pertama ini, saya akan menekankan masalah Grafika Komputer serta penerapan dari topik pembahasan tersebut. Baiklah mari kita mulai drill and funnya!

Grafika Komputer

Source: Tekno Borneo
   Sesuai dengan thumbnail di atas, sebelum kita akrab dengan grafika komputer maka pembaca perlu tahu dan mengenal dirinya. Kira - Kira Apakah itu Grafika Komputer?

   Kalau kita chop word topik ini maka kita akan mendapatkan dua kata yaitu grafika dan komputer. Grafika adalah suatu pembentukan pesan atau gagasan dari kumpulan objek deskriptif sedangkan komputer adalah sebuah objek yang menampilkan makna dari grafika itu sendiri.

   Jika kita gabung kembali maka dapat kita asumsikan bahwa grafika komputer adalah metode penyampaian pesan yang disalurkan menuju komputer dengan output objek deskriptif yaitu gambar atau visual.

  Menurut Zulfian Asmi dalam jurnalnya yang berjudul IMPLEMENTASI GRAFIKA KOMPUTER UNTUK PEMBUATAN ANIMASI, Grafika Komputer adalah suatu bidang komputer yang mempelajari cara-cara untuk meningkatkan dan memudahkan komunikasi antara manusia dengan komputer dengan jalan membangkitkan, menyimpan dan memanipulasi gambar suatu objek.

   Dari dua definisi ini tidak jauh beda bukan? Artinya kita sudah sedikit mengenal tentang topik pembahasan artikel ini. Selanjutnya kita akan membahas mengenai penerapan dari grafika komputer.

Penerapan Grafika Komputer

Source: Wahyu Diyono
   Kita tentu sudah punya pemikiran bahwa sebuah gambar tidak seenaknya keluar tanpa ada suatu proses. Proses kerja dari grafika komputer itu sendiri tidaklah mudah. Banyak algoritma serta tahapan dalam menjadikan kumpulan objek deskriptif itu menjadi sebuah gambar. Untuk lebih mengenal lagi saksikan video Youtube berikut:

   Dari konsep video di atas kita dapat melihat bebagai peluang serta implementasi dari grafika komputer. Implementasi tersebut berada di banyak bidang seperti seni, marketing, permainan, statistika, hiburan, dan lain sebagainya.

   Mari kita bahas satu bidang saja yaitu seni (atau mungkin hiburan). Konsep grafika komputer ialah mengubah sebuah objek deskriptif menjadi sebuah gambar atau citra. artinya ia mengubah data abstrak menjadi sebuah data visual multiguna. Hal itu terlihat dalam metode pembuatan 3D modeling.

   3D Modeling adalah metode pembuatan objek visual di mana ia dapat memanifestasikan sebuah objek layaknya dunia nyata dengan axis X, Y , dan Z. Konsep 3D modeling ini tidaklah instan. Pertama mereka perlu membuat model seperti clay dan membentuk gambarnya agar lebih jelas.

   Secara spesifik proses pembentukan model inilah yang disebut proses grafika komputer sedangkan hasil pemanis seperti warna, bentuk, dan apapun upaya agar gambar lebih optimalisasi disebut pengolahan citra.

   Untuk lebih jelasnya, silahkan pembaca melihat arah kerja dari grafika komputer dan pengolahan citra berikut ini:

Source: Universitas Gunadarma


1. Live2D

   Mari kita mundur satu dimensi agar kita dapat mengenal mengenai proses kerja grafika komputer. Pernahkah pembaca mengenal istilah Live2D ? ini merupakan sebuah trend animasi di mana kita membuat gambar 2D seolah - oleh hidup layaknya 3D namun tidak menambah usur axis Z di dalamnya.

   Coba kita perhatikan video sederhana dari Live2D di bawah ini:


   Kita dapat melihat secara sekilas bahwa untuk membuat sebuah Live2D diperlukan tool khusus seperti polygon yang dilakukan terus menerus agar gambar terlihat hidup. Mari kita bedah proses yang sebenarnya terjadi.

   Pertama, seorang illustrator akan membuat kerangka dasar dari gambar tersebut. Proses pembuatan kerangka dasar untuk sebuah tokoh 2D biasanya membutuhkan banyak tools seperti lingkaran, Eclipse, Kotak, Polygon, garis, dan aneka bentuk lainnya. Tools yang disebutkan tersebut merupakan pembentuk data deskriptif. Jika ditanya di mana asal data deskriptif tersebut. Maka hal tersebut didapatkan dari sketch dasar bentuk semestinya.

Source: Painting Valley

   Gambar di atas merupakan hasil output dari grafika komputer. Ia sudah mempunyai output namun hasilnya tidak sempurna. Tahap penyempurnaan inilah tugas dari pengolahan citra.

2. Sketsa Arsitektur Bangunan

Source: Berakal
   Konsepnya mirip dengan contoh pertama. Pertama, kita akan membuat sketsa bangunan tersebut. Setelah itu kita melakukan tahap designing menggunakan software untuk membuat gambar seperti thumbnail di atas. Terakhir ialah pemberian warna dan lain - lain sehingga menjadi citra yang sempurna.

Penutup


   Dari penjabaran yang sudah dibaca, maka kita dapat menyimpulkan bahwa grafika dan penerapannya merupakan suatu perjalanan yang kompleks dan hasil dari grafika itu sendiri bukanlah citra yang sempurna melainkan sebuah citra yang merepresentasikan hasil dari sebuah data. Sebenarnya akan lebih mudah jika saya menggunakan contoh grafika untuk model statistik karena contoh seperti pie chart pun merupakan hasil grafika komputer. Namun, akan lebih baik jika kita melihatnya dari unsur yang lekat dengan kehidupan kita.

   Artikel Berikutnya akan membahas pengolahan citra serta penerapannya. Walau sebenarnya beberapa hal sudah di bahas di artikel ini, namun akan saya kupas lebih dalam mengenai hal tersebut. Bahasan berikutnya akan saya perdalam mengenai pengolahan citra seperti teknik Rotoscope. pernah dengar? Lalu beberapa hal unik lainnya.

Baiklah, sampai jumpa di artikel Berikutnya!


Daftar Pustaka

http://avi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.6 Diakses pada 28 September 2019 pukul 20:08 WIB

Azmi, Zulfian, 2011, Implementasi Grafika Komputer Untuk Pembuatan Animasi, Vol. 10, No. 3, September 2011 ed. Sumatera Utara: Jurnal SAINTIKOM

Verra Chilfiyanti, dkk, 2016, Pemanfaatan Grafika Komputer Dalam Pengolahan Citra, ed. STMIK Surya Intan



Satu Langkah Lebih Dekat Mengenal Grafika Komputer

Posted by : Raindeca Dzulikrom Haqqu 0 Comments


MAKALAH 
PERBANDINGAN MICROSOFT OPERATION FRAMEWORK  DENGAN APPLICATION SERVICES LIBRARY 
Tugas ini dibuat Sebagai persyaratan dalam mata kuliah Softskill Manajemen Layanan Sistem Informasi Dosen : Agustine Hana Masitoh  

Disusun Oleh:
  
PUTRI LANNIDYA PARAMESWARI       (14117772) 
RADELLA SASKIA ANWAR                    (14117819) 
RAIHANA MAHIRA                                  (14117908) 
RAINDECA DZULIKROM HAQQU        (14117910) 
REFO AULIA PASMANDARA                 (15117018) 
REZA SUCI ARTA MAIVIA                      (15117112) 
RIZA MUZTAUF                                        (15117282) 







2KA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019


*******


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas ridho dan karuniaNya kami dapat membuat makalah berjudul Perbandingan Microsoft Operation Framework dengan Application Service Library (ASL) sebagai persyaratan dalam mata kuliah Softskill Manajemen Layanan Sistem Informasi. Kami bersyukur memiliki kedua orangtua yang senantiasa mendukung kami dalam melakukan pembelajaran di jenjang pendidikan kuliah sebagai bekal kami kelak di masa depan untuk memajukan negara demi kebaikan bangsa.
       Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Agustine Hana Masitoh selaku dosen mata kuliah Softskill Manajemen Layanan Sistem Informasi atas bimbingannya kepada kami selama pembuatan makalah ini. Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada teman – teman dari kelas 2KA01 Universitas Gunadarma atas bantuan dan dukungannya selama kami mengerjakan makalah ini.
         Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Dengan lapang dada, kami membuka kesempatan bagi para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini. 
          Demikian kata pengantar dari kami. Kami berharap makalah tentang Perbandingan Microsoft Operation Framework dengan Application Service Library (ASL) ini dapat dijadikan  referensi dan sumber dalam kegiatan pembelajaran pembaca di masa yang akan datang

Depok, 10 Juni 2019

Kelompok 5


********


BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang
         Pelayanan merupakan hal penting yang harus diberikan suatu perusahaan kepada pelanggan agar perusahaan mencapai tujuan bisnis yang menguntungkan sekaligus dapat memuaskan pelanggan. Di era teknologi yang kian maju dan kompleks, bisnis semakin bergantung pada Teknologi Informasi (TI) sebagai suksesor bisnis. 
          Berkembangnya bisnis harus diimbangi dengan berkembangnya teknologi dalam organisasi hal ini menyebabkan terjadinya kompetisi global antar perusahaan untuk saling memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Dengan adanya teknologi yang memungkinkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan terjangkau, pelanggan dimungkinkan untuk memiliki permintaan yang lebih kompleks.
      Munculnya perubahan-perubahan dari sisi bisnis menyebabkan tidak jarang pada akhirnya organisasi atau perusahaan yang berfokus pada pelanggan (customer oriented), berusaha memuaskan pelanggan melalui penerapan TI terbaik pada lini bisnisnya. Pengelolaan layanan TI yang maksimal dibutuhkan guna mendapatkan penerapan TI terbaik. Hal ini menuntut adanya pedoman yang mampu membantu organisasi atau perusahaan lainnya dalam mengembangkan penerapan TI. 
         Pengelolaan TI bagi perusahaan atau entitas lainnya dikenal dengan pengelolaan ITSM. Terdapat banyak kerangka kerja atau framework ITSM yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Masing-masing kerangka kerja memiliki perbedaan yang perlu dicermati agar organisasi atau perusahaan  mampu memilih kerangka yang terbaik untuknya. Makalah ini akan membandingkan kerangka kerja pengelolaan ITSM Microsoft Operation Framework (MOF) dengan Application Service Library (ASL). 

1.2. Rumusan Masalah 
               Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:  
               1. Apa itu Microsoft Operation Framework (MOF) dan Application Service Library (ASL)? 
         2. Bagaimana perbedaan yang terdapat diantara kerangka kerja Microsoft Operation Framework (MOF) dengan Application Service Library (ASL)?  

1.3. Tujuan Penulisan 
          Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami standar Microsoft Operation Framework (MOF)  dan Application Service Library (ASL) yang berperan dalam standarisasi pengelolaan layanan TI serta mengetahui perbedaannya. 


**********


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Microsoft Operation Framework (MOF)
           Salah satu best practice yang merupakan produk dari perusahaan komputer dan telekomunikasi Microsoft adalah Microsoft Operation Framework (MOF).
         Microsoft Operations Framework (MOF) terdiri dari best practice, prinsip, dan kegiatan yang memberikan panduan komprehensif untuk mencapai kehandalan untuk solusi dan layanan Teknologi Informasi (TI). 
Gambar 1: Logo Microsoft Operation Framework

          MOF berisi pertanyaan dan kegiatan yang dapat merumuskan penentuan kebutuhan organisasi agar organisasi berjalan efisien dan efektif di masa yang akan datang. MOF bertujuan untuk menciptakan, mengoperasikan, dan mendukung layanan TI serta memastikan bahwa investasi di TI memberikan nilai bisnis yang dihadapkan dengan resiko yang dapat ditangani.
          Terdapat empat prinsip dasar dari MOF, yaitu:
      a. Arsitektur yang Terstruktur
              Model yang terdapat di dalam MOF memberikan struktur untuk integrasi proses, penanganan siklus hidup, pemetaan peran dan tanggung jawab, dan pengelolaan terhadap perintah dan kendali dalam sistem secara keseluruhan. Selain itu, MOF juga memberikan fondasi untuk otomatisasi proses dan operasi yang terfokus pada teknologi.
     b. Penyempurnaan Berbasis Iterasi dengan Siklus yang Cepat
                    MOF menggunakan konsep ini untuk memungkinkan terbentuknya sebuah ketahanan terhadap lingkungan bisnis yang agresif, dengan cara memanfaatkan siklus hidup bersifat iteratif yang mendukung kapabilitas untuk dapat menerapkan perubahan secara cepat dan melakukan penilaian serta perbaikan secara terus-menerus.
     c. Pengelolaan Berbasis Evaluasi Berkala
                     MOF mempergunakan evaluasi berkala yang dilakukan pada tiap akhir tahapan dalam siklus iterasi untuk membantu pengelolaan dari lingkungan 3 operasi yang dapat memaksimalkan keuntungan dari investasi terhadap layanan SI, selain tentunya mengandalkan Service Management Function (SMF) untuk pengelolaan tersebut.
     d. Pengelolaan Resiko yang Tertanam di Dalam Prosedur
                      Pengelolaan resiko yang ditawarkan oleh MOF mengandung konsepkonsep pengelolaan resiko yang diterapkan melalui seluruh operasi yang dilakukan di sistem untuk memperluas pandangan tentang bagaimana tindakan yang tepat untuk pengelolaan resiko terhadap kemungkinan dari sebuah sistem untuk mengalami masalah. 

    2.1.1 Tahap Tahap Microsoft Operation Framework
              Siklus hidup atau life cycle Microsoft Operations Framework (MOF) terdiri dari tiga tahapan yang berlangsung dengan satu tahapan dasar yang beroperasi di keseluruhan tiga tahapan yang digambarkan sebagai berikut: 
Gambar 2: Tahapan Siklus Layanan TI MOF

   a. Tahap Perencanaan (Plan)
           Tahap perencanaan berfokus untuk memastikan bahwa sejak awal layanan Teknologi Informasi (TI) yang diminta dapat diandalkan, sesuai kebijakan, hemat biaya, dan dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis. Tahap ini bertujuan untuk merencanakan dan mengoptimalkan strategi layanan TI dalam rangka mendukung tujuan bisnis.
   b. Tahap Penyampaian (Deliver)
    Tahap penyampaian berkaitan dengan membayangkan, merencanakan, membangun, menstabilisasi, dan menyebarkan layanan yang diminta. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan TI dikembangkan secara efektif dan siap untuk dioperasikan.
   c. Tahap Operasi (Operate) 
          Tahap operasi berkaitan dengan operasi, pemantauan, dan dukungan layanan yang efisien sesuai dengan target perjanjian tingkat layanan yang disepakati. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan TI dioperasikan, dipelihara, dan didukung dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan bisnis.
   d. Lapisan Pengelolaan (Manage)
         Tahap ini berkaitan dengan tata kelola, resiko, kepatuhan, peran dan tanggung jawab TI, manajemen perubahan, dan konfigurasi. Proses dalam fase ini berlangsung selama semua fase siklus hidup. Tujuannya adalah untuk memberikan prinsip operasi dan praktik terbaik untuk memastikan bahwa investasi di TI memberikan nilai bisnis yang diharapkan pada tingkat resiko yang dapat diterima.

   2.1.2 Hubungan MOF dengan Microsoft Solution Framework (MSF)
         Microsoft Operations Framework (MOF) memiliki hubungan dan berintegrasi dengan Microsoft Solution Framework (MSF).
             Microsoft Solution Framework (MSF) adalah pendekatan yang mudah disesuaikan untuk memberikan solusi teknologi yang lebih cepat dengan lebih sedikit orang dan resiko, sekaligus memungkinkan hasil berkualitas lebih tinggi. MSF membantu tim menangani secara langsung penyebab paling umum kegagalan proyek teknologi, serta meningkatkan tingkat keberhasilan, kualitas solusi, dan dampak bisnis.
Gambar 3: Hubungan MOF dengan SMF

   2.1.3 Fungsi Dalam Manajemen Layanan TI (Service Management Function) 
               Setiap tahapan dari siklus hidup layanan TI berisi fungsi dalam manajemen layanan TI atau Service Management Function (SMF) yang mengatur mengenai 5 proses, orang, dan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan bisnis.
                Komponen Model Proses MOF terdiri dari:
            1. 4 elemen kuadran 
            2. Management review, yang terdiri dari operation dan service review
Gambar 4: Kuadran Model Proses MOF

        Model Proses MOF terdiri dari empat elemen kuadran yang membentuk siklus hidup (life cycle). Aktivitas yang ada pada tiap elemen kuadran bisa saja terjadi dalam satu waktu yang sama, sehingga tidak harus berurutan.
             a. Changing 
           Perubahan yang sudah direncanakan pada sistem sebelum diimplementasikan atau dioperasikan mengalami pengujian terlebih dahulu pada fase changing. Setelah perubahan tersebut diuji dan dinyatakan tidak ada masalah, serta siap untuk diimplementasikan, maka perubahan tersebut masuk ke fase operating. Fase changing memiliki proses yaitu:
                      • Change Management
                      • Configuration Management 
                      • Release Management
            b. Operating 
                   Fase operating adalah tahap untuk menentukan dan menyediakan proses, prosedur dan alat-alat yang dibutuhkan untuk mendukung sistem agar sistem dapat berjalan sesederhana mungkin dan seefisien mungkin sehingga sistem dapat berjalan dengan optimal. Adapun prosesnya yaitu:
                      • System Administration 
                      • Security Administration 
                      • Service Monitoring and Control 
                      • Job Scheduling 
                      • Network Administration
                      • Directory Services Administration 
                      • Print and Output Management
                      • Storage Management
           c. Supporting 
                  Fase supporting adalah untuk memelihara sistem dengan prosedur dan alat-alat yang sudah ditentukan dan disiapkan pada fase operating. Prosesnya terdiri dari:
                      • Service Desk 
                      • Incident Management 
                      • Problem Management
           d. Optimazing
                 Fase optimazing berfungsi untuk mengoptimalkan sistem yang dijalankan. Fase ini berjalan ketika sistem sedang dalam tahap pemeliharan ataupun sedang dicoba untuk meningkatkan layanan yang sistem dapat tawarkan. Fase optimazing akan memberikan saran kepada pengguna baik perubahan pada subsistem dari sistem yang diterapkan ataupun perubahan hardware, software, dan prosedur agar biaya yang dibutuhkan untuk memelihara sistem menjadi sekecil mungkin. Microsoft Operation Framework (MOF) akan menghasilkan keluaran berupa hal-hal yang perlu dirubah dalam sistem, perhitungan biaya yang dibutuhkan, resiko potensial, dan juga keuntungannya jika perubahan dilakukan. Proses-prosesnya yaitu:
                      • Service Level Management 
                      • Financial Management 
                      • Service Continuity Management 
                      • Availability Management 
                      • Capacity Management 
                      • Workforce Management
                      Di antara tiap siklus terdapat evaluasi sebagai berikut:
                  1) Release Readiness Review
                 Berada di antara siklus changing dan siklus operating. Evaluasi ini berfungsi untuk menguji bagaimana kesiapan dari sebuah sistem untuk dapat dilepaskan ke pasaran dan dioperasikan oleh pengguna.
                  2) Operations Review 
                       Evaluasi ini dilakukan di antara siklus operating dan siklus supporting dengan sasaran pengujian yaitu apakah terdapat masalah dalam sistem yang dioperasikan oleh pengguna atau tidak.
                  3) Service Level Agreement Review
                  Evaluasi ini berada di antara siklus supporting dan siklus optimazing, dengan fungsi utama yaitu menguji kesiapan suatu sistem untuk dioptimalkan kinerjanya berdasarkan persetujuan antara pihak yang menangani dukungan terhadap sistem dan pihak yang bertugas untuk optimalisasi sistem.
                  4) Release Approved Review  
                   Fungsi dari evaluasi ini yaitu menguji apakah kesiapan suatu sistem untuk dilepas ke pasaran telah disetujui oleh pihak pembuat dan pihak pengguna. 
   2.1.4 Management Review (MR) 
            Management Review (MR) adalah kontrol internal yang memberikan cek validasi manajemen, memastikan bahwa tujuan tercapai dengan cara yang tepat, dan bahwa nilai bisnis dianggap terpenuhi dalam seluruh siklus hidup layanan TI. 
                       Tujuan dari Management Review (MR) antara lain:
                       • Memberikan pengawasan manajemen dan bimbingan. 
                       • Bertindak sebagai kontrol internal di tingkat tahapan siklus hidup TI. 
                       • Menilai keadaan kegiatan dan mencegah dilaluinya tahapan yang belum lengkap. 
                       • Adanya pembelajaran organisasi. 
                       • Meningkatkan proses. Berikut merupakan tabel Management Review (MR) Microsoft Operation Framework(MOF).
Tabel 1: Management Review MOF

   2.2 Application Service Library (ASL)
     Application Service Library (ASL) adalah sebuah kerangka kerja atau framework untuk proses manajemen aplikasi. Application Services Library ( ASL ) juga adalah domain publik dari praktik terbaik yang digunakan untuk membakukan proses dalam manajemen aplikasi dan disiplin dalam menghasilkan dan memelihara sistem informasi dan aplikasi. Istilah “library” atau “perpustakaan” digunakan karena ASL disajikan dalam satu set buku yang menggambarkan praktik terbaik dari industri TI. ASL didukung oleh praktek-praktek terbaik yang diambil dari sejumlah organisasi.
     Application Service Library (ASL) pertama kali dikembangkan pada akhir era 1990-an di Belanda sebagai model milik R2C. Framework ini dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan metode-metode terbaik yang dapat dipergunakan untuk melakukan standardisasi berbagai proses dalam pengelolaan siklus hidup sebuah aplikasi komputer (dalam hal ini yaitu aplikasi sistem informasi). Pada tahun 2000, framework ini berevolusi menjadi ASL, lalu pada tahun 2001 diserahkan pengembangannya ke ASL BiSL Foundation yang ketika itu masih bernama ASL Foundation. Setelah itu ASL dirilis ke publik pada tahun 2002 yang dimana perpustakaan tersebut terdiri dari publikasi mengenai model proses dan sejumlah besar praktik terbaik, makalah putih, artikel dan presentasi, kemudian pada tahun 2009 dirilis versi kedua dari ASL yaitu ASL2 yang ditujukan sebagai penyempurnaan dari ASL
     Kerangka kerja ASL belum berubah secara radikal sejak publikasi pertama. Perubahan utama pada ASL 2 berhubungan dengan posisi vendor TI internal dan eksternal yang dimodifikasi. Perubahan tidak berdampak besar pada kerangka proses itu sendiri, namun pada bagaimana proses pengelolaan aplikasi diterapkan di dunia saat ini dan masa depan penawaran dan permintaan TI.
     ASL terkait dengan pengelolaan dukungan, pemeliharaan, pembaharuan dan strategi penerapan secara ekonomi. Perpustakaan terdiri dari kerangka kerja, praktik terbaik, template standar, dan penilaian sendiri. Kerangka kerja ASL menyediakan deskripsi semua proses yang dibutuhkan untuk manajemen aplikasi.
Gambar 5: Logo Application Service Library

   2.2.1 Faktor Penggunaan Application Services Library
     Tujuan dari ASL adalah untuk membantu dalam profesionalisasi manajemen aplikasi. Pendekatan standar ASL berkontribusi pada profesionalisasi organisasi manajemen aplikasi dan memfasilitasi cara kerja yang lebih efisien dan hemat biaya. Salah satu keuntungan utama ASL adalah kerangka umum dan kerangka acuan untuk domain pengelolaan aplikasi memungkinkan kerjasama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terkait.
     ASL2 ini dimaksudkan untuk mendukung manajemen aplikasi dengan menyediakan alat-alat. Dua kategori utama bantu didefinisikan hal berikut:
     1. Deskripsi dari proses untuk Manajemen Aplikasi.Ditambah penggunaan praktek-praktek terbaik
     2. terminologi standar, menghindari perangkap berbicara tentang topik yang berbeda saat menggunakan kata-kata yang sama.
Gambar 6: Tujuan Application Service Library

   2.2.3 Kerangka Kerja Application Service Library
     Framework ASL terdiri dari enam proses klaster, dibagi menjadi tiga tingkat yaitu proses operational, managing, dan strategic levels. Memilki sudut pandang jangka pendek dan menengah, sedangkan sudut pandang proses untuk beberapa tahun ke depan. strategis menghadap ke arah horizontal.
     Berikut adalah tingkat klasternya: 
Gambar 7: Kerangka Kerja Application Service Library

   a. Tingkat Operasional
   1) Application Support
     Terdapat empat proses dalam kluster application support. Proses-proses dalam klaster organisasi layanan mendukung penggunaan harian sistem informasi dan bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi saat ini digunakan dengan cara yang paling efektif untuk mendukung proses bisnis, menggunakan minimal sumber daya dan mengarah ke minimal gangguan operasional. Proses dalam klaster ini adalah: 
     • Use Support / Dukungan Penggunaan 
     • Configuration Management /Manajemen Konfigurasi 
     • IT Operation Management /Manajemen Operasi IT 
     • Continuity Management /Manajemen Kontinuitas
   2) Application Maintenance and Renewal 
     Terdapat lima proses dalam klaster pembaharuan dan pemeliharaan aplikasi. Pengembangan Aplikasi dilakukan mayoritas dalam klaster ini. Bagian utama dari pekerjaan manajemen aplikasi berkaitan dengan perancangan, pemrograman, dan pengujian aplikasi dan sistem informasi. Prosesnya adalah: 
     • Impact analysis /Analisis Dampak 
     • Design /Desain 
     • Realization/Realisasi 
     • Testing/Pengujian 
     • Implementation/Implementasi atau Pelaksanaan
   3) Connecting Process
     Terdapat dua proses dalam klaster Connecting Process. Klaster Connecting Process atau proses penghubungan bertujuan untuk menyinkronisasi kegiatan antara organisasi layanan atau operasi (penggunaaan aplikasi) dengan pengembangan dan pemeliharaan (pengubahan aplikasi). Dua proses yang termasuk adalah mengubah manajemen serta kontrol dan distribusi perangkat lunak.
   b. Tingkat Proses Manajemen 
     Klaster proses manajemen memastikan bahwa klaster operasional dikelola secara terpadu. Pemeliharaan aplikasi dan pembaharuan klaster memastikan bahwa aplikasi yang dimodifikasi sesuai dengan perubahan kebutuhan. Hal ini umumnya merupakan akibat dari perubahan dalam proses bisnis atau menjaga aplikasi tetap up-to-date. Proses penghubungan membentuk jembatan antara organisasi layanan klaster dengan pengembangan dan pemeliharaan klaster. 
     Ada lima proses dalam klaster proses manajemen. Proses-proses dalam klaster ini digunakan dalam pengelolaan kegiatan di dalam klaster pada tingkat operasional. Prosesnya terletak pada level taktis dan digunakan untuk mengarahkan proses operasional. Proses yang termasuk adalah: 
     • Contract Management/Manajemen Kontrak 
     • Planning and Control/Perencanaan dan Pengendalian. 
     • Quality Management/Manajemen Mutu 
     • Financial Management/Manajemen Keuangan 
     • Supplier Management/Manajemen Pemasok
   c. Tingkat Strategis
     Ada dua kelompok pada tingkat strategis. Tujuan dari klaster strategi adalah untuk mengatasi strategi jangka panjang untuk aplikasi. Proses yang diperlukan untuk strategi jangka panjang untuk organisasi manajemen aplikasi dijelaskan dalam strategi organisasi manajemen aplikasi kerangka klaster. Klaster proses di tingkat strategis adalah:
   1) Application Management Organization Strategy 
     Klaster ini berisi proses yang menentukan bagaimana strategi yang tepat dalam pengelolaan organisasi untuk menangani berbagai pengelolaan aplikasi. Prosesnya yaitu: 
     • Account and Market Definition /Akun dan Definisi Pasar 
     • Capabilities Definition/Definisi Kemampuan 
     • Technology Definition/Definisi Teknologi 
     • Supplier Definition/Definisi Pemasok 
     • Service Delivery Definition/Definisi Jasa Pengiriman
   2) Application Strategy 
     Klaster ini berfungsi sebagai wadah dari penyusunan berbagai strategi yang diperlukan untuk memperkirakan seperti apa kebutuhan terhadap sebuah aplikasi di masa depan, berikut dengan tampilannya di masa depan. Proses yang terdapat di dalamnya yaitu:
     • IT Developments Strategy 
     • Customer Organizations Strategy 
     • Customer Environment Strategy 
     • Application Life Cycle Management 
     • Application Portfolio Management

   2.3 Perbedaan Microsoft Operation Framework dengan Application Services Library
     Kerangka kerja atau framework Microsoft Operation Framework (MOF) dan Application Services Library (ASL) memiliki perbedaan diantara keduanya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai segi.
   a. Segi Pengertian
     Kerangka kerja atau framework dalam manajemen layanan sistem informasi Microsoft Operation Framework (MOF) adalah kerangka kerja yang mempunyai prinsip dan kegiatan yang dapat memberikan panduan komprehensif untuk mencapai kehandalan untuk solusi dan juga layanan teknologi informasi,sedangkan kerangka kerja Application Services Library (ASL) yaitu kerangka kerja yang memiliki domain publik dari praktik terbaik sehingga kerangka kerja ini dapat disiplin memproduksi dan memelihara sistem informasi dan aplikasinya. 
   b. Segi Pola Penjabaran Proses
     Application Services Library (ASL) menggunakan pola hirarkis yang dibagi ke dalam beberapa klaster dalam menjabarkan proses-proses yang terlibat di dalam framework, sedangkan Microsoft Operation Framework (MOF) menggunakan pola iterasi berkelanjutan dari pertanyaan dan kegiatan yang tersedia. 
   c. Segi Dukungan Pelayanan
     Application Services Library (ASL) mengedepankan dukungan pelayanan kepada pengguna dengan menggunakan proses yang berbasis bisnis, sementara Microsoft Operation Framework (MOF) menggunakan prinsip dukungan berbasis teknis dan organisasional (termasuk dalam hal ini tentang pengelolaan tenaga kerja serta budaya dan etika yang terdapat di dalam organisasi).
   d. Segi Sistem Evaluasi 
     Microsoft Operation Framework (MOF) menggunakan sistem evaluasi berbasis keseluruhan yang ditempatkan di antara tiap siklus iterasi, sedangkan Application Services Library (ASL) menempatkan evaluasi di tiap proses secara mendetail dan tidak tercampur antara satu sama lain
   e. Segi Teknik Pengelolaan
     Application Services Library (ASL) difokuskan ke dalam pengelolaan layanan Sistem informasi (SI) secara luas dan tidak terbatas di salah satu jenis teknologi, 13 sedangkan Microsoft Operation Framework (MOF) mengusung pengelolaan layanan SI yang berdasarkan pada teknologi buatan Microsoft di samping teknik pengelolaan layanan yang bersifat umum.



***********


BAB III 
KESIMPULAN

   3.1 KESIMPULAN
     Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat kami simpulkan bahwa terdapat perbedaan serta kelebihan-kekurangan antara suatu framework Information Technology Service Management (ITSM) dengan framework ITSM lain, khususnya yang kami bahas disini adalah Microsoft Operation Framework (MOF) dan Application Services Library (ASL). Dengan pemahaman yang baik mengenai perbedaan antar framework ITSM, pemimpin perusahaan dapat memastikan framework mana yang lebih baik dan optimum untuk diterapkan pada perusahaannya.
     Kami selaku penulis makalah ini mengharapkan agar makalah ini dapat dapat menjadi sumber ataupun bahan kajian dalam pencarian sumber informasi. Kami juga berharap bahwa makalah ini juga berguna bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang framework ITSM itu sendiri khususnya mengenai Microsoft Operation Framework (MOF) dan Application Services Library (ASL). Selain itu, kami harap makalah ini dapat menjadi referensi penelitian baik instansi atau perusahaan maupun pemerintah yang sedang berkecimpung dalam tema framework Information Technology Service Management (ITSM).


***********


DAFTAR PUSTAKA

Wardani.Kusuma.2013. Mengenal Microsoft Operations Framework 4.0. https://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/05/dani-mof1.pdf(9 Juni 2019)

Utomo.Andy Prasetyo.2012. Pemilihan Framework Untuk Manajemen Aplikasi (ASL VS ITIL). http://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/majalah-ilmiahinformatika/article/download/64/101(10 Juni 2019).

Exchange.2007.Microsoft Operations Framework. http://unifiedpeople.ru/exchhelp.en/html/5428d2e4-a2ec-430e-9520- 0a88bff6d782.htm.(11 juni 2019). 

Earp.Sean.2012. Microsoft Operations Framework (MOF) 4.0 Fundamentals. https://blogs.technet.microsoft.com/ptsblog/2012/10/02/microsoft-operationsframework-mof-4-0-fundamentals/.(11 juni 2019).

Earp.Sean.2009. Microsoft Operations Framework (MOF) Quick Start Kits Released. https://blogs.technet.microsoft.com/seanearp/2009/03/26/microsoft-operationsframework-mof-quick-start-kits-released/(11 Juni 2019). 

Maulana.Rizky.2019. MICROSOFT OPERATIONS FRAMEWORK http://rizkimlna.blogspot.com/2019/04/microsoft-operations-framework.html(11 Juni 2019).

Beniyanto.Adhi.2018. Microsoft Operation Framework. https://ardhijob.wordpress.com/2018/04/23/microsoft-operation-framework/(11 Juni 2019).

Solihin.2017. FRAMEWORK ASL, BISL, DAN MOF. http://solihinsolay.blogspot.com/2017/07/framework-asl-bisl-dan-mof.html (11 Juni 2019).

Emk.2018. Application Services Library. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Application_Services_Library(11 Juni 2019).

Maulia.Risca.2017. Application Services Library. https://riscamaulia.wordpress.com/2017/07/06/application-service-library-asl/ (13 Juni 2019).

Pramudita.Arya Dwi. 2017. Pembahasan dan Perbandingan Framework Manajemen Layanan SI. http://aryadwi3595.blogspot.com/2017/05/pembahasan-dan-perbandinganframework.html?m=1(12 Juni 2019).

MAKALAH PERBANDINGAN MICROSOFT OPERATION FRAMEWORK DENGAN APPLICATION SERVICES LIBRARY

Posted by : Raindeca Dzulikrom Haqqu
Thursday, July 4, 2019
0 Comments
Sumber: Flevy

     Di salah satu aspek penting dalam ITIL (Information Technology Infrastructure Library) terdapat satu hal yang disebut service design. Menurut Wikipedia Indonesia, Service Design merupakan suatu alat agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
   Nah, salah satu yang menjadi perbincangan dari tahun 2011 ini ialah perbedaan dari BRM (Business Relationship Management) dan SLM (Service Level Management). Lalu apakah perbedaan dari kedua hal tersebut? Penasaran?
     Mari kita coba telaah secara seksama.

Business Relationship Management (BRM)

Sumber: saizenitc.com
     Secara terjemahan bahasa Indonesia, BRM mempunyai 3 elemen definisi yaitu bisnis, hubungan, dan manajemen. Artinya secara garis besar BRM akan meliputi ketiga elemen dari setiap definisinya. Dikutip dari Flevy, BRM mempunyai tujuan yaitu untuk mengadakan dan menjaga agar terjadi hubungan yang positif dalam bisnis, menyediakan masukan dan arahan di dalam desain, dan mengantarkan berbagai macam layanan yang ada untuk sebuah tujuan yaitu hasil dari bisnis yang diinginkan.
    Dalam penerapannya, terdapat dua aspek penting atau main focus dari subjek batasan BRM. Kedua hal itu ialah Strategic dan Operational.
   Intinya, BRM adalah sebuah proses bisnis di mana terjadi hubungan positif antar bisnis itu sendiri dan diatur dalam kiat manajemen berdasarkan strategi taktis dan operasional.

Service Level Management (SLM)

Sumber: wiki.en.it

  Dari segi bahasa kita dapat secara kasar menerjemahkan bahwa SLM adalah sebuah tingkatan layanan manajemen. Menurut Wiki.en.it, SLM mempunyai tujuan untuk mendapatkan kesepakatan antara tingkatan service dengan kostumer lalu mendesain layanan tersebut sesuai dengan target kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
    Dalam penerapannya, terdapat dua aspek penting atau main focus dari subjek batasan SLM. Kedua hal itu ialah Operational dan Tactical.

Apakah Perbedaannya?

Sumber: cmnogueira
   Bedasarkan data dari tabel di atas. Dapat ditarik sebuah garis di mana BRM lebih menekankan kepada hubungan bisnis sedangkan SLM lebih menekankan terhadap Agreement. Selain itu, fokus utama BRM adalah srategis dan taktis dan SLM adalah Operasional dan taktis.
     Lalu ukuran utama dari BRM adalah kepuasan pelanggan atau kostumer sedangkan ukuran utama SLM ialah menyelesaikan kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya.

Penerapan.

Source: Flaticon
    Di artikel sebelumnya saya telah membahas mengenai salah satu perusahaan raksasa Google. Maka mari kita coba analisa menggunakan pendekatan BRM dan juga SLM.
    Jika kita lihat desain yang telah dibuat Google maka ia sebenarnya menerapkan kedua desain ini. BRM mengutamakan kepuasan pelanggan. Hal itu dibuktikan dengan layanan mereka yang selalu memanjakan para kostumer. Sebut saja produk mereka yaitu Youtube yang telah memberikan kepuasan tersendiri kepada pelanggan. Lalu akes kepuasan fasilitas dari google yaitu integrated login system. Semuanya telah dipersiapkan.
     SLM, dilain pihak, telah dilakukan oleh perusahaan besar ini di dalam mengatur cloud computing. Google menyediakan layanan cloud dengan memenuhi Engine Service Level Agreement (SLA). Kesepakatan tersebut dapat dibaca melalui halaman ini.

Penutup

    Itulah pembahasan yang saya bisa tulis di artikel ini. semuga di lain kesempatan, saya dapat membuat tulisan yang lebih detil dan lebih baik dari pada sebelumnya. Mohon maaf jika ada kesalahan, karena kesalahan hanya milik manusia dan kebenaran hanya milik Allah SWT. Sekian dan sampai jumpa lagi.

Daftar Pustaka

https://purplegriffon.com/blog/brm-vs-slm diakses pukul 15.15 WIB
http://flevy.com/blog/itil-business-relationship-management-the-hidden-process/ diakses pukul 15.15 WIB
https://www.axelos.com/news/blogs/may-2015/cx-brm-slm diakses pukul 15:15 WIB
https://advisera.com/20000academy/blog/2013/07/15/business-relationship-management-service-level-management-much-management/ diakses pukul 3:!6 WIB
http://www.saizenitc.com/mycareermentor.in/page-ITIL.html diakses pukul 3:!6 WIB
http://www.cmnogueira.pt/2013/04/01/an-introduction-to-itil-part-15/ diakses pukul 15:16 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/ITIL diakses pukul 15:17 WIB
https://www.helpsystems.com/solutions/it-operations-management-automation/service-delivery-itil-version-2/service-level-management diakes pukul 15:17 WIB
https://wiki.en.it-processmaps.com/index.php/Service_Level_Management diakses pukul 15:17 WIB
https://www.comparebusinessproducts.com/briefs/google-relationship-management-grms-growing-impact-crm-socia diakes pukul 15:18 WIB
https://cloud.google.com/compute/sla diakses pukul 15:18 WIB

Business Relationship Management Vs Service Level Management

Posted by : Raindeca Dzulikrom Haqqu
Sunday, April 14, 2019
0 Comments

- Copyright © 2013 Eucliwood Hellscythe's Blog - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -